Timnas Indonesia U-17 mengalami kekalahan telak 0-6 dari Korea Utara U-17 pada babak perempat final Piala Asia U-17 2025.
Hal ini menjadi momen mengejutkan mengingat performa impresif Garuda Muda di fase grup. Kekalahan ini memunculkan banyak analisis terkait penyebab di balik hasil yang begitu berat tersebut. Berikut adalah pembahasan mendalam mengenai faktor-faktor yang membuat Timnas Indonesia U-17 harus mengakui keunggulan Korea Utara dengan skor besar, langsung saja klik link FOOTBALL COOURSE 2023.
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!
Keunggulan Taktik dan Disiplin Korea Utara
Keunggulan taktik dan disiplin permainan menjadi salah satu faktor utama yang membuat Timnas Indonesia U-17 harus mengakui keunggulan Korea Utara dengan skor telak di babak perempat final Piala Asia U-17 2025. Korea Utara tampil dengan organisasi permainan yang sangat rapi dan mudah dipahami, baik dalam aspek bertahan maupun menyerang.
Mereka mampu menutup ruang gerak para pemain Indonesia dengan efektif. Sehingga Timnas Indonesia kesulitan untuk mengembangkan kreativitas dan menciptakan peluang berbahaya. Disiplin yang tinggi dalam menjalankan taktik membuat mereka tetap kompak dalam menghadapi segala tekanan di lapangan. Permainan disiplin Korea Utara didukung oleh penekanan pada kerja sama tim dan pelaksanaan strategi yang matang.
Mereka menjalankan pola pressing tinggi dengan pergerakan tanpa bola yang teratur dan menyulitkan lawan untuk mengendalikan permainan. Kecepatan serangan balik juga menjadi salah satu senjata mereka yang efektif ketika mendapat kesempatan menyerang. Kombinasi antara kedisiplinan dan efektivitas ini membuat Timnas Indonesia U-17 jarang mendapatkan ruang bebas untuk melakukan serangan ataupun penyelesaian. Dominasi Korea Utara dalam penguasaan bola yang mencapai 63 persen juga mencerminkan kendali penuh mereka atas jalannya pertandingan.
Timnas Indonesia U-17 Kalah Penguasaan Bola dan Inisiatif Serangan
Timnas Indonesia U-17 mengalami kekalahan dalam aspek penguasaan bola saat menghadapi Korea Utara di babak perempat final Piala Asia U-17 2025, dengan penguasaan bola sebesar 37 persen berbanding 63 persen milik lawan. Dominasi penguasaan bola oleh Korea Utara ini membuat Indonesia sulit mengendalikan tempo dan arah permainan.
Akibatnya, Garuda Muda lebih banyak berada dalam posisi bertahan dan mendapatkan tekanan konstan dari lawan. Sehingga gagal mengembangkan permainan secara ofensif sepanjang pertandingan. Kondisi penguasaan bola yang timpang ini memengaruhi inisiatif serangan yang seharusnya menjadi kekuatan Timnas Indonesia U-17.
Sepanjang laga, Indonesia hanya mampu menciptakan tiga peluang yang semuanya berhasil digagalkan oleh para pemain bertahan Korea Utara. Minimnya peluang ini menunjukkan bahwa Timnas Indonesia kesulitan menembus pertahanan rapat lawan dan di sisi lain juga dipaksa untuk menghabiskan tenaga lebih banyak bertahan. Ketiadaan penguasaan bola yang efektif membuat pergerakan dan kerjasama antar pemain Indonesia kurang optimal dan mudah dipatahkan oleh lawan yang lebih dominan.
Baca Juga: Carlos Pena: Zahaby Gholy dan 5 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Persija
Harapan dan Perlunya Pembenahan
Kekalahan telak Timnas Indonesia U-17 dari Korea Utara menjadi momentum penting untuk melakukan pembenahan menyeluruh demi menghadapi tantangan berat di Piala Dunia U-17 2025 di Qatar. Pelatih Nova Arianto mengakui masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Terutama dalam peningkatan aspek teknis individu pemain, pengambilan keputusan di lapangan, serta penguatan mental dan fisik. Evaluasi yang dilakukan pasca-turnamen ini akan menjadi dasar penyusunan road map persiapan tim menuju ajang dunia tersebut.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan pentingnya pembinaan berkelanjutan dan memperbaiki sistem pembinaan secara sistematis agar kualitas tim muda Indonesia bisa meningkat secara signifikan. Erick mengingatkan bahwa kompetisi di level Asia maupun dunia semakin ketat. Sehingga timnas U-17 harus dipersiapkan dengan matang melalui program jangka panjang yang konsisten, termasuk meningkatkan daya saing fisik, teknik, dan mental pemain.