Kartu merah Myles Lewis-Skelly di laga Arsenal vs Wolves pada 25 Januari 2025 telah menjadi perbincangan hangat di kalangan pengamat sepak bola.
Keputusan ini menciptakan kegaduhan tidak hanya di lapangan, tetapi juga di kalangan penggemar dan analis sepak bola, yang berusaha mengevaluasi keabsahan dan dampak dari keputusan kontroversial tersebut. Myles Lewis-Skelly diusir dari lapangan oleh wasit Michael Oliver setelah melakukan pelanggaran terhadap Matt Doherty di wilayah pertahanan Arsenal.
Meskipun VAR mendukung keputusan tersebut dan menyatakan pelanggaran sebagai pelanggaran serius, banyak pihak meragukan keabsahan hukuman tersebut. Pendapat ini didasarkan pada argumen bahwa tekel yang dilakukan Lewis-Skelly tidak layak mendapatkan kartu merah, dan seharusnya hanya dihukum dengan kartu kuning.
Ikuti terus informasi menarik seputar sepak bola international yang telah kami rangkum untuk anda, hanya di FOOTBALL COOURSE 2023.
Insiden Kartu Merah Lewis-Skelly
Insiden kartu merah yang diterima Myles Lewis-Skelly dalam pertandingan antara Arsenal dan Wolverhampton pada 25 Januari 2025 menjadi momen kontroversial yang menarik perhatian banyak pihak. Dalam situasi tersebut, Lewis-Skelly melanggar Matt Doherty saat mencoba menghentikan serangan balik dari lawan.
Keputusan wasit Michael Oliver untuk memberikan kartu merah secara langsung kepada pemain muda Arsenal tersebut menimbulkan reaksi cukup keras dari pemain dan penggemar, yang merasa bahwa pelanggaran ini tidak cukup serius untuk mendapatkan hukuman seberat itu.
Para pemain Arsenal menunjukkan ketidakpuasan mereka atas keputusan tersebut, dengan banyak yang berargumen bahwa pelanggaran itu lebih layak dihukum dengan kartu kuning. Kritik ini tidak hanya datang dari sisi pemain.
Tetapi juga dari berbagai analis sepak bola yang menilai bahwa keputusan wasit tidak mencerminkan realitas di lapangan. VAR turut berperan dalam mengevaluasi insiden tersebut, dan meskipun VAR mengonfirmasi bahwa pelanggaran memenuhi kriteria pelanggaran serius. Banyak pihak yang masih merasa ragu akan keabsahan keputusan tersebut.
Akibat dari insiden ini, Arsenal harus bermain dengan 10 pemain selama sebagian besar pertandingan, yang berpotensi mengubah dinamika permainan. Meskipun demikian, tim asuhan Mikel Arteta berhasil meraih kemenangan dengan skor 1-0 berkat gol tunggal dari Riccardo Calafiori.
Baca Juga: Diogo Jota: Mo Salah Salah Satu Pemain Terhebat Liverpool yang Pernah Ada
Perdebatan Arsenal dari Keputusan Wasit
Keputusan wasit untuk mengeluarkan kartu merah kepada Myles Lewis-Skelly dalam pertandingan Arsenal melawan Wolverhampton pada 25 Januari 2025 memicu perdebatan sengit di kalangan penggemar, pemain, dan analis sepak bola. Banyak pihak merasa bahwa pelanggaran yang dilakukan oleh Lewis-Skelly terhadap Matt Doherty tidak layak untuk mendapatkan hukuman kartu merah.
Seharusnya hanya dihukum dengan kartu kuning. Pendapat ini muncul dari pandangan bahwa tekel tersebut tidak berbahaya dan tidak menunjukkan niat untuk melukai lawan. Meskipun VAR mengonfirmasi keputusan wasit, banyak yang masih mempertanyakan legitimasi dari proses evaluasi tersebut.
Kritik muncul dari berbagai pihak, termasuk mantan pemain dan pengamat sepak bola. Ia merasa bahwa VAR seharusnya merekomendasikan kepada wasit untuk memeriksa insiden tersebut secara langsung di tepi lapangan. Mantan pemain Alan Shearer, misalnya, menyebut keputusan itu sebagai salah satu keputusan VAR terburuk yang pernah ada.
Ini menunjukkan bahwa keabsahan dan ketepatan keputusan tersebut tidak sejalan dengan fakta-fakta di lapangan. Perdebatan ini juga menciptakan dampak yang lebih luas bagi Arsenal, di mana insiden tersebut meningkatkan ketegangan antara tim dan pengadil pertandingan.
Manajer Mikel Arteta mengekspresikan kemarahannya atas keputusan tersebut. Menegaskan bahwa insiden ini tidak hanya merugikan tim secara taktis, tetapi juga menciptakan keraguan tentang konsistensi dalam penegakan aturan.
Definisi Pelanggaran Serius
Pelanggaran serius dalam sepak bola didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh pemain yang dianggap membahayakan keselamatan lawan. Menggunakan kekuatan yang berlebihan dalam melanggar peraturan permainan. Berdasarkan Laws of the Game, pelanggaran serius dapat merujuk pada tekel yang tidak hanya tidak teknis tetapi juga dapat mengakibatkan cedera pada pemain lain.
Wasit memiliki kewenangan untuk memberikan kartu merah bagi pemain yang melakukan pelanggaran berat. Mengakibatkan pemain tersebut dikeluarkan dari lapangan dan timnya harus bermain dengan jumlah pemain yang kurang. Dalam kartu merah yang diterima oleh Myles Lewis-Skelly, insiden tersebut menggambarkan betapa beragamnya interpretasi terhadap pelanggaran serius.
Banyak pengamat berpendapat bahwa tindakan Lewis-Skelly tidak memenuhi kriteria pelanggaran serius. Karena tekel tersebut tidak dilakukan dengan niat untuk mencederai lawan dan tidak melibatkan kontak yang berisiko tinggi. Hal ini menciptakan perdebatan di antara pemain, pelatih, dan analis. Mengenai batas antara tindakan defensif yang sah dan pelanggaran serius yang seharusnya dihukum secara ketat.
Keputusan wasit untuk memberikan kartu merah dalam kasus ini juga menunjukkan pentingnya penegakan konsistensi dalam regulasi permainan. Setiap keputusan yang diambil dalam pelanggaran serius dapat berdampak besar pada jalannya pertandingan. Terutama jika melibatkan pemain kunci atau momen krusial dalam laga.
Perspektif Pengamat Sepak Bola
Keputusan wasit Michael Oliver untuk memberikan kartu merah kepada Myles Lewis-Skelly dalam pertandingan antara Arsenal dan Wolverhampton menarik perhatian banyak pengamat sepak bola. Para analis dan mantan pemain beragam pendapat mengenai validitas keputusan tersebut.
Sebagian besar menganggap bahwa keputusan ini terlalu keras, dengan banyak yang berargumen bahwa tindakan Lewis-Skelly tidak sesuai dengan kriteria pelanggaran serius. Sebagai contoh, Alan Shearer, mantan kapten tim nasional Inggris, mengkritik keputusan tersebut, menyebutnya sebagai salah satu keputusan terburuk yang pernah dilihatnya.
Ia menyatakan bahwa pelanggaran tersebut seharusnya hanya dihukum dengan kartu kuning. Para pengamat juga menggarisbawahi pentingnya konsistensi dalam penegakan aturan di lapangan. Beberapa menyatakan bahwa tindakan Joao Gomes dari Wolves, yang mendapat kartu kuning setelah melakukan tekel yang lebih berbahaya. Menunjukkan inkonsistensi dalam penilaian wasit dan VAR.
Tim Sherwood, mantan pemain Tottenham Hotspur, merasa bahwa keputusan kartu merahLewis-Skelly tidak sebanding mengingat jarak tekel dan situasi di lapangan dia mempertanyakan bagaimana suatu pelanggaran yang terjadi sekitar 70 yard dari gawang Arsenal dapat dianggap sebagai pelanggaran serius.
Kritik juga datang dari pengamat lainnya, yang menekankan bahwa keputusan tersebut menunjukkan kelemahan dalam sistem VAR. Mike Dean, mantan wasit yang kini menjadi pengamat, menyoroti bahwa VAR seharusnya memberikan penilaian yang lebih mendalam sebelum mendukung keputusan awal wasit.
Hal ini menciptakan keraguan mengenai efektivitas VAR dalam menjaga keadilan dalam pertandingan. Menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana reputasi Arsenal dan manajer Mikel Arteta dapat terpengaruh oleh keputusan kontroversial ini.
Kesimpulan
Kontroversi kartu merah Myles Lewis-Skelly menjadi cerminan dari kompleksitas yang ada dalam undang-undang permainan sepak bola dan bagaimana keputusan wasit dapat berdampak besar pada hasil pertandingan. Sementara Arsenal berhasil meraih tiga poin penting setelah bermain dengan 10 orang.
Diskusi mengenai keputusan tersebut kemungkinan akan berlanjut hingga pertandingan berikutnya. Sebagai penggemar, kita dapat melihat insiden ini bukan hanya sebagai sebuah kontroversi. Tetapi juga sebagai momen di mana semua pihak pemain, wasit dan penggemar. Media harus mempertanyakan bagaimana kita mendefinisikan pelanggaran dan permainan yang adil dalam sepak bola.